Dekan FK UNAIR: Adaptasi dan Inovasi Pendidikan Kedokteran Agar Bisa Survive

    Dekan FK UNAIR: Adaptasi dan Inovasi Pendidikan Kedokteran Agar Bisa Survive
    Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Dr Budi Santoso dr Sp OG (K) (Sumber: SS YouTube)

    SURABAYA – Dampak pandemi Covid-19 yang merebak di Indonesia turut mempengaruhi sistem pendidikan. Hal ini lantaran adanya kebijakan physical distancing langkah preventif penularan virus yang semakin meluas.

    Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Dr Budi Santoso dr Sp OG (K) menuturkan bahwa kemajuan teknologi sangat membantu dalam hal transformasi perkuliahan. Proses belajar dan mengajar selama pandemi diakui Prof Budi tetap dilakukan dengan sistem blended learning.

    “Physical distancing menjadi hal yang mutlak diharuskan. Maka kita pun merasa bersyukur dan beruntung bahwa kemajuan teknologi sudah mampu mentransformasikan perkuliahan yang utamanya berkaitan dengan pengetahuan, dilakukan dengan blended learning sampai saat ini masih berlangsung, ” jelasnya pada webinar TASTIDIKDOK Selasa (29/3/2022).

    Diakui prof Budi pengajaran dan kurikulum yang diberikan kepada mahasiswa khususnya di FK UNAIR mahasiswa tidak hanya diajarkan tentang skill, melainkan juga kegiatan  pelayanan sosial kemasyarakat. Mahasiswa diterjunkan langsung untuk membantu permasalahan di masyarakat serta berkontribusi melakukan kegiatan sosial di daerah.

    “Kami fakultas kedokteran tidak hanya mengajari tentang skill dan hal-hal yang berkaitan dengan kedokteran, kita juga membersamai mahasiswa mempelajari terkait hal-hal di tengah masyarakat, kepedulian kepada masyarakat, khususnya di dokter muda ilmu kedokteran masyarakat, ” ujarnya. 

    Lebih jauh, Dekan FK UNAIR itu menjelaskan bahwa pendidikan kedokteran juga memiliki urgensi akan keselamatan dan kemajuan negara.

    “Pendidikan kedokteran bukan hanya melahirkan dokter egosentrik kecukupan materi diri. Namun, juga bertanggung jawab akan keselamatan dan kemajuan bangsa. Program-program kurikulum yang mendukung ke arah tersebut harus selalu kita lakukan pembahasan. Agar cita-cita untuk mencapainya bisa tercapai, ” jelasnya.

    Terbantu Perkembangan Teknologi

    Tidak hanya itu Prof Budi sadar jika di masa pandemi ini banyak hal yang mengalami perubahan, salah satunya dalam sistem pendidikan yang terpaksa dilakukan secara online dengan bantuan perkembangan teknologi yang cukup berkembang pesat.

    Sehingga tidak mengherankan apabila adaptasi dan inovasi khususnya di pendidikan kedokteran harus dilakukan agar tetap dapat bertahan.

    “Adaptasi dan inovasi pendidikan kedokteran harus kita lakukan untuk tetap bisa survive, ” ujarnya.

    Di akhir pemaparan, Prof Budi menyelipkan pesan yang terinspirasi dari Charles Darwin tentang evolusi manusia.

    “Bukan yang paling kuat yang dapat survive atau bukanlah mereka yang paling pintar. Tetapi mereka yang bisa beradaptasi. Jadi fakultas kedokteran kita ada di Indonesia untuk bisa beradaptasi secara cepat dan dapat menghadapi perkembangan dunia akibat adanya pandemi, ” pungkasnya.

    Kegiatan webinar yang bertajuk Transformasi Pendidikan Kedokteran dan Arsitektur Kesehatan Global (G20) dapat dilihat di YouTube Dokter Unair TV. (*)

    Penulis: Septiana Wulandari

    Editor: Binti Q. Masruroh

    SURABAYA
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Mahasiswa UNAIR Raih Medali Perak POMPROV...

    Artikel Berikutnya

    KAI Daop VII Madiun Bersama Komunitas Rail...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Jadikan 'Maung' Kendaraan Dinas Nasional, Presiden Prabowo Tunjukkan Konsistensi Cinta Produk Dalam Negeri
    Pemkab Kediri Minta Petani Hasilkan Komoditas Kopi Berkualitas
    Hadir di Tengah Masyarakat, Kejaksaan Negeri Kota Madiun Launching Program JAKSA PENDEKAR
    Kodim Tulungagung Sambut Kedatangan Tim Juri Kampung Pancasila Nasional di Desa Ngantru

    Ikuti Kami